Hutan Indonesia sedari dulu memang terkenal dengan keindahannya. Hutan tidak melulu tentang pohon-pohon menjulang tinggi dan dedaunan yang hijau. Seperti yang kita sudah pelajari sejak SD,banyak makhluk hidup yang bergantung pada hutan juga tentunya disana banyak karya-karya Tuhan yang terselip di tiap sudutnya. Tak heran karena hutan Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas di dunia setelah Brazil lho, pantas aja nih hutan kita kaya banget akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayatinya. Ngomong-ngomong tentang hutan Indonesia, kita harus bangga dengan fakta yang satu ini nih karena hutan Indonesia merupakan salah satu penyumbang oksigen terbesar dunia sampai-sampai dijuluki sebagai paru-paru dunia. Tidak hanya itu, dikarenakan luas hutan Indonesia yang bukan main yang mana terbentang dari sabang sampai merauke ini, di tiap daerahnya hutan kita ini memiliki ciri khas keindahannya masing-masing lho. Makanya tidak heran jika banyak eksplorer dari kalangan pemuda-pemudi yang tak puas-puas menjajali keindahan masing-masing hutan di Indonesia ini.
Hmm, penjelasan tentang hutan secara “membosankan” nya udah dulu ya. Mungkin akan lebih menyenangkan jika kalian mengijinkan aku untuk mengenalkan keindahan hutan Indonesia lewat pengalamanku berpetualang di hutan daerahku sekitar *hmm, (menghitung jari) mungkin 2-3 minggu yang lalu. Yuk mari kita masuk ke dalam ingatanku 2-3 minggu yang lalu *Sringgg (ceritanya teleportasi).
Setelah hampir terhitung setengah tahun mengikuti
instruksi pemerintah untuk “di rumah saja”, aku sebagai millenial yang
sukanya berpetualang dan bermain-main bersama kawan akhirnya memutuskan untuk
berpetualang ke air terjun yang katanya masih belum banyak dikenal orang.
Dengan persiapan yang serba instan, berangkatlah aku bersama rombongan
kawan-kawan yang siap disuguhi keindahan alam tanah air kita tercinta. Disertai
perasaan excited yang luar biasa
karena sudah lama hanya menatap tembok rumah, kami pun menulusuri aspal dibarengi
bibir terangkat tanda bahagia dan jantung berdegup tanda tidak sabar. Perlahan
demi perlahan, udara yang panas dan menyengat ala perkotaan berubah menjadi
udara sejuk nan menenangkan khas perdesaan membuat kami semakin bersemangat
karena itu adalah pertanda kami semakin dekat dengan tujuan.
Anehnya, perjalanan di aspal sungguh tidak terasa. Mungkin karena kami disibukkan dengan pemandangan pohon-pohon tinggi menjulang di tepi jalan berpadu dengan birunya langit yang secara tidak sadar membuat hati ini bergumam “Subhanallah, indahnya pemandangan ini”. Bagai kedipan mata, kami sudah sampai di perhentian pertama yaitu di tempat kami memarkir motor kami dan bersiap untuk memasuki hutan di kawasan Sukapura, Bromo itu. Bromo! Iya Bromo! Gunung yang famous banget di semua kalangan, tapi sayangnya jarang yang tahu kalo di kawasan Bromo ini tidak cuma gunungnya yang patut diacungin jempol, tapi keindahan flora fauna hutannya juga tidak kalah bagus lho. Banyak sekali destinasi seperti air terjun, perkebunan, dan berbagai macam jenis hutan yang bisa dikunjungi. Mulai dari yang banyak diketahui orang sampai yang belum banyak diketahui orang seperti destinasiku ketika itu, yaitu air terjun Umbulan.
Sebelum memulai petualangan, kami berdoa
terlebih dahulu agar diberi keselamatan #asik. Semangat kami memang sedang
tinggi-tingginya, sampai-sampai di awal perjalanan memasuki hutan kami pun
menyanyikan lagu yang membuat semangat kami semakin menyala. Ini nih yang bikin
kangen sama yang namanya hutan. Sewaktu memasuki hutan rasanya mata ini dimanjain
banget. Dengan pemandangan penuh warna hijau dan coklat yang menyegarkan, kata
“wah” pun tak terhitung berapa kali terucap. Tak hanya mata yang rasanya “direlaksasi”
oleh vibes hutan ini. Dari telinga, hidung, hati pun merasakan
“relaksasi” yang secara ajaib membuatku secara keseluruhan merasakan tenang,
damai, kagum, dan dibuat bahagia. Kicauan burung yang saling saut-sautan
memenuhi suasana hutan, sampai-sampai suara motor bising dari luar pun tak tak
terdengar. Walaupun sekilas kicauan burung ini terdengar kacau dan tidak
beraturan, nyatanya sesampainya di telinga malah terdengar semacam alunan melodi
burung ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) video Youtube yang biasanya
dipergunakan untuk membantu para insomnia tidur. Bedanya, ini nyata dan rasanya
beda banget! Lebih ngena’ deh pokoknya.
Jadi teringat cerita Kak Shae dalam Interview
perayaan Hari Hutan Indonesia di Youtube tentang pengalaman pertama kali
merasakan vibes hutan. Iya, sangat relate
banget dengan yang aku rasakan. Walaupun aku ini *uhuk dapat dikatakan sudah
beberapa kali berkunjung ke hutan dan berulang kali merasakan vibes ini,
lucunya selalu terasa seperti ketika baru pertama kali karena memang rasanya vibes
yang diberikan oleh masing-masing hutan setiap daerah itu memang beda-beda,
mereka punya ciri khas masing-masing yang membuat kita jadi penasaran untuk
“nyicip” ke berbagai macam hutan. Emm, oke kembali ke cerita.
Dalam perjalanan kali ini, kami secara tak
sengaja bertemu berbagai jenis hutan di dalam hutan. Hmm, gimana ya jelasinnya?
Jadi begini, sewaktu di perjalanan itu kami disambut dengan hutan pinus, pasti
tidak asing kan dengan hutan yang satu ini. Hutan dengan ciri-ciri pohon
menjulang tinggi dan seringkali menjatuhkan pinus yang bentuknya sangat unik.
Tak hanya hutan pinus, setelah itu kami disambut dengan hutan karet. Bagi
penonton setia serial kartun upin-ipin pasti tidak asing dengan pohon ini
karena di salah satu episode ada yang menceritakan tentang upin-upin yang
berkunjung ke hutan karet untuk membantu opah panen karet. Ini pengalaman yang
sangat baru bagiku, karena ini baru pertama kalinya aku bisa melihat pohon
karet secara langsung dan kebetulan kami juga bertemu dengan salah satu warga
yang sedang panen karet disana. Mungkin sejak tadi aku hanya menyebutkan kalau
hanya ada pohon-pohon tinggi di hutan ya? Aku tambahin ya, di dalam hutan
banyak sekali yang bisa kita eksplor dan kita bisa menemui berbagai macam flora & fauna disana. Mulai
dari yang kita sering temui sampai yang jarang bahkan tidak pernah kita temui
sebelumnya! Ada bunga, tumbuh-tumbuhan yang cangtip (bahasa gaul dari kata
cantik), bahkan aku sempat melihat beberapa kera berayun dari pohon ke pohon.
Akhirnya, sampailah kita ke destinasi yang kita tuju. Melewati medan yang memang tidak mudah dari kebanyakan medan air terjun biasanya, memang perjalanan kali ini memberikan kesan yang baru bagiku. Saat melihat dari atas, air dari air terjunnya terlihat berwarna biru-kehijauan. Melihat hal itu saja membuat kami begitu gembira dan tak sabar menuruni tangga yang licin karena disertai air mengalir disekitarnya. Dengan penuh hati-hati akhirnya kita sampai di air terjun Umbulan! Beruntungnya, kami bertemu dengan bapak-bapak tukang yang bermalam disana dan bertugas untuk memasang pipa dari pabrik air minum. Iya! Pabrik Air Minum! Sebegitu jernih dan bersihnya air terjun ini sampai-sampai dijadikan produk air minum. Tentu saja, kita langsung menikmati air terjunnya dengan bermain, basah-basah, hingga berenang bersama air biru kehijauan itu. Kita juga tak lupa untuk menyicipi sumber air yang direkomendasikan bapak-bapak tukang pipa di air terjun itu, rasanya benar-benar segar! Benar-benar pengalaman yang epic!
Semoga setelah menyimak cerita dari hutan versiku, temen-temen yang sudah pernah ke hutan bisa sedikit flashback dan yang masih belum pernah bisa membayangkan keindahan hutan Indonesia dan tertarik untuk berkunjung juga nantinya.
Seringkali terlintas pikiran-pikiran yang
takut kalau keindahan hutan ini tidak bisa berlangsung selamanya alias aku tak
bisa menyaksikan keindahan ini lagi. Apalagi dengan maraknya berita-berita
kebakaran hutan yang semakin membuat risau. Melihat pohon-pohon yang seharusnya
nampak cangtip (cantik dalam Bahasa gaul) menjadi hangus lenyap rasanya sangat
menyakitkan. Pernah suatu ketika, ketika aku berkunjung di suatu daerah
pegunungan yang bernama Krucil,Jawa Timur aku lihat dengan jelas di daerah gunung
terdapat titik kecil api yang berkorbar disertai asap. Dan ketika kutanya
kepada warga sekitar, jawaban mereka sungguh membuat hati sedih. Mereka bilang kejadian itu sudah biasa, dan
mungkin saja itu perbuatan oknum yang ingin membuka lahan. Seperti yang
kita tahu, banyak hutan rusak bukan karena perbuatan alami alam, namun karena
ulah manusia yang tidak bertanggungjawab dengan segala kepentingan pribadinya.
Entah itu membuka lahan dengan cara membakar habis hutan, ataupun illegal
logging yang secara acak menebang pohon dan membabat habis tanpa menengok umur
dari pohon tersebut.
Kondisi hutan kita sangat memprihatinkan.
Menurut World Resources Institute (WRI) Indonesia, Penebangan liar telah merajalela bertahun-tahun dan diyakini telah
menghancurkan sekitar 10 juta hektar hutan. Atau agar bisa lebih
dibayangkan, 10 juta hektar/100.000 km
itu hampir mendekati luas pulau Jawa yang luasnya 128.297 km! Iya Pulau
Jawa! Bayangkan sudah berapa banyak pohon yang dirusak dan bagaimana dampaknya
selama ini terhadap lingkungan! Hal ini benar-benar memprihatinkan. Jika
kerusakan akibat penebangan liar saja sudah mencapai angka sekitar 10 juta
hektar, bagaimana dengan berbagai akibat yang lainnya? Benar-benar tidak bisa
kubayangkan berapa banyak hutan yang lenyap dan berapakah yang masih tersisa
saat ini. Belum lagi kita berbicara mengenai kebakaran hutan dan lahan yang
seringkali terjadi di Indonesia setidaknya setahun sekali, sampai-sampai asap
dari kebakaran hutan dan lahan ini menganggu aktivitas warga sekitar bahkan
negara tetangga! Label salah satu negara
dengan hutan terluas di dunia bukan lagi sebuah kebanggaan jikalau hal ini
terus terjadi. Apalagi adanya ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
yang kerap terjadi mengintai Indonesia yang notabene memiliki banyak hutan.
Dalam keadaan pandemi seperti ini, jikalau
terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mana pasti menyebabkan polusi
asap dan tentunya akan mengganggu sistem pernapasan manusia. Hal ini sangat
mengerikan jika dibayangkan bagaimana polusi asap ini nantinya akan memperburuk
dampak Covid-19 yang semakin bisa berkuasa merusak alat pernapasan kita. Asap
dari kebakaran hutan dapat memperbesar rentan kita terinfeksi Covid-19 bahkan
bisa memperparah karena sama-sama menyerang alat pernafasan manusia. Dikutip
dari suara.com, Ciencewicki dan
Jasper (2007) menunjukkan bahwa paparan terhadap polusi udara dapat melemahkan
imunitas tubuh terhadap infeksi virus pada saluran pernapasan. Makrofag, salah
satu jenis sel imun tubuh manusia yang berfungsi melawan virus dengan cara
“melahapnya” (fagositosis), terbukti menurun fungsinya akibat paparan polusi.
Dengan melemahkan sistem imun manusia, asap karhutla berpotensi meningkatkan
kerentanan seseorang tertular Covid-19.
Yuk para tiktokers, kawan-kawanku, dan generasi muda Indonesia. Apakah sudah sedikit lebih aware mengenai hutan kita setelah membaca artikel ini, aku harap sih begitu ya! Sebagai generasi muda dan pengganti para pemimpin saat ini yang tengah mengemban tugasnya, sudah sepatutnya kita tahu permasalahan-permasalahan yang tengah dihadapi oleh tanah air kita, salah satunya kegentingan pelestarian hutan Indonesia ini. Aku yakin kita semua tidak mau Indonesia yang dikenal kaya akan hutan berubah menjadi dikenal karena miskin hutan yang diakibatkan oleh kelalaian kita dalam menjaga hutan kita sendiri. Jangan sampai itu terjadi! Kita masih bisa melakukan sesuatu sebelum hal buruk itu terjadi.
“Bagaimanakah caranya? Apakah kita harus turun tangan menanam pohon ataupun menjaga pohon di hutan? Sekarang kan lagi pandemi, aku dilarang keluar rumah dulu gimana nih? Apa yang bisa aku lakukan untuk menjaga hutan kita?
Sejak dulu memang sudah banyak sekali
organisasi yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti menanam pohon,
reboisasi, dan lain-lainnya. Aku pun pernah hampir mengikuti dan bahkan sudah
mendaftar dalam aktivitas seperti itu, namun sayangnya dikarenakan adanya
pandemi kegiatan tersebut ditunda. Namun jangan khawatir. Karena aku telah
menemukan cara lain agar kita tetap bisa berkontribusi menjaga hutan kita dari
kerusakan dan menjaga kelestariannya di rumah aja! Seperti yang kita tahu
banyak sekali organisasi yang memiliki interest untuk menjaga
kelestarian hutan, salah satunya adalah Hutan itu Indonesia. Bentar dulu, apa sih
Hutan itu Indonesia (HII) itu?
Hutan itu Indonesia adalah gerakan terbuka yang terdiri dari orang muda, organisasi dan komunitas
yang melakukan kampanye cinta hutan dengan cara menyebarkan pesan-pesan positif
bahwa hutan Indonesia itu kaya dan keren dengan caranya yang kreatif,
menyenangkan dan kolaboratif, Hutan itu Indonesia percaya bahwa semua orang
dengan caranya masing-masing bisa ikut melestarikan hutan Indonesia (Dikutip
dari Hutanitu.id). Banyak prestasi yang ditorehkan oleh Hutan itu Indonesia
yang patut diancungi jempol diantaranya HII
merupakan pelopor
penggerak petisi Hari Hutan Indonesia yang akhirnya petisi Hari Hutan Indonesia
berhasil didukung oleh jutaan orang dan 7 Agustus 2020 kemarin ditetapkan
menjadi Hari Hutan Indonesia yang pertama. Dibarengi dengan dukungan banyak
pihak dan tentunya warga Indonesia akhirnya Hutan itu Indonesia dapat
mewujudkan impiannya. Wuih, keren banget kan. Tidak hanya itu, Hutan itu Indonesia
juga menyelenggarakan berbagai aksi seperti kampanye jaga hutan, mengonsumsi
hutan, dan masih banyak lagi. Banyak aksi yang telah digelar dan
masih dijalankan oleh Hutan Itu Indonesia. Lebih lengkapnya bisa dilihat di
infografis di bawah ini ya!
Salah satu aksi yang paling aku suka dan bisa
menjadi problem solve kita adalah aksi adopsi hutan. Bersama aksi ini,
khususnya untuk kita-kita yang tidak bisa terjun langsung untuk berkontribusi
menjaga kelestarian hutan dan hanya bisa mendukung #dirumahaja. Tidak ada alasan
lagi untuk kita, generasi muda, generasi emas bangsa ini, tiktokers, gamers, kpopers, dan seluruh kalangan lainnya untuk tidak turut berkontribusi jaga hutan kita, Hutan Indonesia. Sebelumnya nih, yuk kenal lebih
dekat apakah adopsi hutan itu? Apakah kita mengadopsi hutan lalu dibawa ke
rumah dan ditimang-timang? Tentu saja tidak hehe. Yuklah cek infografis dibawah
ini!
Intinya, aksi
adopsi hutan adalah solusi bagi kita semua yang tidak mempunyai waktu untuk
secara real time dan turun tangan berkontribusi untuk menjaga kelestarian dan
keindahan hutan tanah air Indonesia yang berharga ini, sebagai bentuk
kontribusi kita mendukung melalui sumber dana yang kita sumbangkan hingga nanti
dikumpulkan dan dipergunakan sebagai biaya yang dibutuhkan untuk para komunitas
penjaga hutan yang tersebar di Indonesia. Semakin banyak dana yang terkumpul,
semakin banyak pula jangkauan hutan yang bisa terjaga dari kerusakan internal
maupun eksternal. Jika di masa depan hutan Indonesia bisa terjaga dengan baik
dan ketat, kedepannya kita tidak akan menemukan lagi yang namanya
tindakan-tindakan curang seperti illegal logging dan buka lahan dengan
cara bakar hutan secara illegal.
Melalui platform
Kitabisa.com, kita hanya perlu menyisihkan uang jajan kita sebesar 10 ribu
saja. Dengan 10 ribu kita sudah bisa membantu dan berkontribusi untuk
menjaga kelestarian hutan kita. Bentuk dukungan yang penuh semangat dari
seluruh warga Indonesia inilah yang nantinya akan menjadi solusi dari segala
macam permasalahan yang ada. Bayangkan jika setiap warga negara Indonesia
menyisihkan lalu mendonasikan 10 ribu dari uang mereka, berapa banyak uang yang
terkumpul dan berapa luas pula hutan yang terlindungi? Jawaban itu ada di
dalam diri anda sendiri.
Aku yakin,
teman-temanku, saudara setanah airku, mampu melakukan aksi ini bersama-sama
serta mendukung penuh aksi untuk menjaga hutan kita sendiri. Kita sudah banyak
mengambil manfaat dari hutan Indonesia. Lihatlah di sekeliling kita,berapa
banyak barang-barang yang diambil dari sumber daya alam hutan? Udara yang kita
hirup pun berasal dari sana. Kini adalah giliran kita memberi sesuatu kepada
hutan Indonesia yang telah berjasa dan ini merupakan tugas kita sebagai manusia
untuk menjaga segala sesuatu pemberian Tuhan dan merawatnya dengan baik.
Untuk menjelajah lebih jauh mengenai Hutan Indonesia, yuk ditonton dulu link youtube di bawah ini.
AYO DONASI SEKARANG, KLIK LINK DI BAWAH INI UNTUK BERDONASI,
SALAM HUTAN INDONESIA!
https://kitabisa.com/campaign/harihutanid
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
----
Artikel ini diikutsertakan dengan lomba blog Hutan itu Indonesia bersama Blogger Perempuan Network yang bertemakan Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan dalam rangka mendukung aksi mulia donasi adopsi hutan guna melindungi hutan Indonesia dari kepunahan dan kerusakan.
Segala infografis yang ditampilkan di artikel ini merupakan karya dari penulis dan gambar diambil melalui dokumen pribadi, pexels.com, freepik, treepng dan official website hutan Indonesia dijadikan sebagai bahan konten.
Referensi :
https://wri-indonesia.org/id/publication/kondisi-hutan
https://news.trubus.id/baca/37716/75-tahun-merdeka-hutan-indonesia-hilang-lebih-dari-75-kali-luas-yogyakarta
https://www.suara.com/yoursay/2020/08/27/101024/opini-covid-19-dan-kebakaran-hutan-dan-lahan
https://hutanitu.id/
https://www.youtube.com/channel/UC9ZTR-RxXf-HKZl2f-QehJw?reload=9
0 Comments