
Anyeonghaseyo semuaa, sesuai judul blogpost kali ini nih aku akan mereview film Train To Busan! Meskipun udah rilis bertahun-tahun yang lalu alias tahun 2016, Film yang dibintangi Top Actor Korea, Gong yoo ini masih saja menjadi favorit semua orang lho!
Kalau bicara soal film horror dan zombie, pastinya Train To Busan yang jadi andalan banyak orang. Tidak hanya pecinta Drama atau film Korea, masyarakat awam pun mengakui sangat terhibur dengan film ini, terbukti dari pencapaian Train To Busan yang memenangkan beberapa penghargaan kategori popularitas di acara bergengsi seperti Baeksang Awards dan Blue Dragon Film Award! Wah, keren banget ya!
Film ini tuh salah satu film yang menurut aku kalau di tonton berkali-kali ga bakal bosen, sensasi keseruan yang mengacu adrenalin tidak pernah gagal membuat mata tahan sampai akhir film.
Buat kamu yang sudah pernah nonton, blogpost ini bakalan bikin kamu inget dengan poin-poin penting yang mungkin kamu lewatkan, jadi nggak bakal rugi deh!


Yuk simak sedikit pembahasan tentang alur cerita Train To Busan!
Seok-woo yang diperankan oleh Gong Yoo merupakan seorang ayah tunggal yang pekerja keras. Dia tinggal bersama ibunya dan jarang mendapat kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan anak perempuannya, Su-an yang diperankan oleh Kim Su-an. Saking jarangnya berinteraksi dengan Su-an, dia sampai membelikan kado yang sama untuk kedua kalinya di saat ulang tahun anaknya, Su-an.
Dari kejadian tersebut, Seok-woo tersadar bahwa hubungannya dengan Su-an semakin menjauh. Berniat untuk memperbaiki kemistri dengan si anak, Seok Woo meng-iyakan permintaan Su-an untuk mengujungi rumah ibunya di Busan, sejauh 280 km dari Seoul, tempat tinggal mereka.

Mereka menaiki kereta tercepat di Korea, yaitu Korea Train Express dari Seoul ke Busan yang lama perjalanannya hanya berkisar satu jam. Pagi itu, Seok-woo dan Su-an menyaksikan beberapa kendaraan darurat melintas yang membuat mereka berpikir ada sesuatu yang aneh di kereta itu.
Setelah kereta berangkat, ternyata ada seorang Wanita yang terinfeksi virus dan diperjalanan dia sepenuhnya berubah menjadi zombie lalu menyerang petugas.

Kekacauan terjadi dalam kereta. Virus zombie semakin menyebar dan banyak penumpang terinfeksi yang berubah wujud menjadi zombie pemakan daging. Disinilah pertunjukan dimulai.
Film ini dikemas dengan banyak adegan action tanpa henti yang membuat hati penonton ikutan ketar-ketir melihat perjuangan tokoh pada film untuk menyelamatkan diri dari zombie yang ganas.

Selain Seok-woo dan Su-an, kita juga akan menemui berbagai karakter lain yang menarik dan membuat jalannya cerita semakin epic. Karakter tersebut seperti Yoon Sang-hwa diperankan Ma Dong-seok dan istrinya Seong-kyeong diperankan oleh Jung Yu-mi yang sedang hamil, juga COO Yon-suk diperankan oleh Kim Eui-sung seorang pegawai elit yang arogan, tim baseball salah satu SMA di seoul, juga sepasang kakak-beradik yang sudah lanjut usia, hingga seorang tunawisma yang berpakaian compang-camping turut meramaikan serunya film ini.
Perjuangan Seok-Woo bersama penumpang lainnya untuk bertahan hidup melawan gerombolan zombie yang ganas berhasil membuat penonton ikutan tegang dan sangat mengacu adrenalin. Untuk melawan Zombie, mereka saling bekerja sama satu sama lain agar bisa sama-sama selamat dalam bencana antara hidup dan mati agar bisa sampai di lokasi teraman dari infeksi virus, yaitu Kota Busan.
Wah gimana nih, seru banget ya kelihatannya Train To Busan ini. Buat yang sudah nonton pasti setuju banget deh dengan hal ini. Nah, buat kamu yang belum nonton buruan nyusul karena pasti dijamin nggak bakal nyesel deh!

VALUE YANG BISA DIAMBIL DARI TRAIN TO BUSAN
Tidak hanya semata-mata bagai hiburan saja, Train To Busan juga membawa nilai-nilai kehidupan yang bisa dipetik bagi para penonton setianya.
Memenangkan kategori popularitas, bukan hanya sebuah pencapaian belaka, namun menjadi sebuah bukti kuat bahwa film ini dicintai oleh banyak orang bukan hanya dikarenakan kemasan alur cerita horror dan drama yang sangat epic, tetapi juga karena banyak value yang bisa dapat dan pelajari dari film yang disutadarai oleh Yeong Sang-ho ini.
Happy ending never come to the selfish one
Pertama kalinya dalam sejarah, baru ini aku merasa benci banget dengan karakter di suatu film. Dan karakter tersebut adalah Yon-suk, seorang eksekutif elit di suatu perusahaan yang super duper egois sepanjang jalannya cerita.
Pasti banyak banget penonton yang dengan perasaan gemas berharap Yon-suk segera terinfeksi virus zombie, termasuk aku hahaha. Namun dari Yon-suk kita juga bisa belajar bahwa menjadi egois bukanlah hal yang bisa menjadikan kita jadi selamat atau pemenang. Malah akan mencelakakan diri sendiri.

Dari awal sampai akhir, kita menyaksikan banyak Tindakan-tindakan Yon-suk yang egois nan arogan yang bikin tangan ingin menampar pipinya. Seperti mendorong salah satu anggota tim baseball ke gerombolan Zombie sebagai umpan untuk menyelamatkan dirinya sampai mempengaruhi penumpang kereta lain untuk tidak membukakan pintu gerbong kepada rombongan Seok-woo yang padahal dengan susah payahnya untuk sampai di titik tersebut.
Bahkan di detik-detik terakhir, Yon-suk masih saja menunjukkan sifat egoisnya dengan mengorbankan masinis kereta api yang telah membantunya untuk sampai di titik tersebut. Iya benar, keadilan masih berpihak kepada kita, Yon-suk tidak berhasil bertahan hidup hingga sampai ke pusat rehabilitas yang bertempat di Busan.
Hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa menjadi egois bukan berarti kita menjadi lebih cepat dan lebih menang dari yang lain. Sikap selfish atau mementingkan diri sendiri bukan membantu kita untuk mencapai keberhasilan, namun malah menghancurkan kita menuju keterpurukan.
Tidak ada kata terlambat untuk menjadi manusia yang lebih baik
Dalam film kita bisa melihat perubahan karakter yang dialami oleh si karakter utama, Seok-woo. Seok-woo yang awalnya merupakan workaholic yang egois dan sangat individualis untuk pertama kalinya belajar untuk peduli, berempati, bersimpati, dan berkorban untuk orang lain.

Di awal film bahkan Seok-woo berkata pada anaknya bahwa di saat genting yang mereka alami, hanya prioritaskan diri sendiri dan jangan pedulikan orang lain.
Namun setelah anaknya, Sang-hwa menyadari bahwa ayahnya sangat egois, dengan perasaan kecewa Su-an berteriak sambil menangis “Ayah hanya peduli dengan diri ayah sendiri!”, lalu dilanjutkan “ Itulah sebabnya mama pergi!”. Terkejut dengan perkataan anak yang masih sangat muda tersebut, Seok-woo perlahan-lahan belajar untuk berempati pada orang lain dan menunjukkan perubahan yang signifikan dibuktikan dengan pengorbanannya yang membuat air mata

Perubahan sikap Seok-woo ini mengajarkan kita bahwa semua orang bisa berubah dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Selagi ada kesadaran dan kemauan dari diri sendiri, semuanya akan mungkin untuk terjadi.
Everyone has their reasons.
Dari film ini kita juga belajar untuk memahami orang lain tidak peduli seberapa jeleknya sikap orang itu terhadap kita. Pelajaran ini bisa kita sorot dalam karakter Yon-suk, seorang eksekutif elit di suatu perusahaan.
Sebelumnya sudah aku sebut bahwa karakter ini sangat egois dan individualis. Hanya mementingkan diri sendiri dan menghalalkan segala cara agar dirinya bisa selamat tidak peduli harus mengorbankan nyawa orang lain.

Namun jika kita tengok di akhir hayat si Yon-suk ini, setidaknya kita bisa perlahan mengerti alasan yang membuat Yon-suk menjadi se-egois itu di sepanjang cerita. Sebenarnya alasannya cukup membuat hati teriris dan membuat mata menitikkan air mata.
Alasannya adalah ibu. Di akhir hayatnya terkuak bahwa Yon-suk sedang dalam perjalanan untuk menemui ibunya yang sudah tua. Dalam detik-detik akhir hidupnya sebagai manusia, Yon-suk mengeluarkan dan menatap foto ibunya dengan tatapan sedih sembari tubuhnya yang perlahan berubah menjadi zombie.
Hal-hal egois yang dilakukannya tentu saja merupakan hal yang salah, namun itu adalah kiat atau usaha putus asa Yon-suk hanya karena ia khawatir dan ingin menemui ibunya yang sangat ia sayangi.
Nothing more important than family.
Tidak ada yang lebih penting dari keluarga. Ini adalah nilai yang ditonjolkan dalam film Train To Busan ini. Seberapa gentingnya keadaan yang menerpa kita, satu-satunya orang yang terlintas di pikiran hanyalah keluarga, orangtua, anak, dan pasangan terkasih.
Dalam film ini, semua karakter menunjukkan prioritasnya terhadap keluarga. Satu-satunya alasan mereka ingin selamat dari kegentingan yang dialami adalah demi bertemu orang-orang terkasih yang sangat dicintai.
Nilai keluarga inilah yang mungkin ingin ditekankan oleh sutradara agar penonton menyadari betapa mulia dan sucinya nilai kekeluargaan juga agar penonton menyadari sebenarnya nilai keluarga adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia.
Selama 2 jam, kita dapat banyak nilai yang bisa kita petik dari film Train To Busan ini. Mulai dari nilai empati, simpati, keluarga, nilai berkorban, dan masih banyak lagi. Nilai-nilai tersebut dikemas dengan alur cerita dan Teknik sinematografi yang apik sehingga kita sebagai penonton merasa terhibur juga teredukasi dari film ini.
Film ini cocok banget untuk kamu yang sekedar ingin menghabiskan waktu bersama teman, keluarga, sahabat, bahkan gebetan. Dengan nilai-nilai berharga yang terkandung dalam cerita akan memberikan makna lebih jika ditonton bersama orang-orang terkasih.
Sebenarnya kalau dibilang Train To Busan adalah film horror juga enggak sih. Dalam film ini menurut aku komplit banget! Ada unsur drama yang bikin tersentuh dan menangis deru, ada unsur action yang bikin jantung ikutan berdegup kencang, juga diselipkan unsur comedy comedy yang tak jarang membuat penonton tertawa melihat kelakuan konyol karakter di film ini.
Maka dari itu, aku jamin deh kalian ga bakal bosan 2 jam nonton film satu ini karena sensasi yang diberikan beragam dan seru banget pastinya. Buat aku, untuk keseluruhan film ini aku beri 4.5/5! Recommended banget!
Oh ya! Ngomong-ngomong, sekuel Train To Busan sudah dirilis lho! Nah boleh tuh, nonton seri yang pertama dulu baru deh dilanjut marathon ke seri sekuel yang berjudul Peninsula itu.
By the way, buat kamu yang suka dengan review film seperti ini, aku kenalin platform bacaterus.com. Dimana Bacaterus merupakan media online yang memuat berbagai tulisan menarik dari dunia film, mulai dari hollywood, drama korea, hingga anime. Wah, lengkap banget ya!

Kamu bisa surfing menjelajah bacaterus.com untuk mencari rekomendasi film apapun deh, karena review di media online ini tuh lengkap banget dan dikemas sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasa bosan.
Buat kamu yang ingin kepo-kepo lebih lanjut mengenai bacaterus.com, bisa nih mengikuti social media mereka yang bisa kalian cari tahu di website official baca terus di bacaterus.com!
Akhirnya kita sudah sampai di penghujung blogpost kali ini, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menghibur kalian semua ya! Aku pamit dulu!
Chiao~
0 Comments